Minggu, 29 Juni 2014

Backpacker Singapore



It’s very late post,, hehehe..
Oke aku mau certain sedikit pengalamanku backpacker to Singapore.
Cekidot….

Berawal dari obrolan ringan via telepon, bercerita tentang keinginan, kemudian masuk pada pengandaian berupa rencana untuk lakukan perjalanan bersama, dan Singapore lah yang jadi tujuannya. Setelah obrolan itu, kami mulai berburu informasi yang kami butuhkan untuk merencanakan perjalanan kami. Dimulai dari rencana anggaran, kami sepakati bahwa perjalanan ini low-cost, artinya kami rela susah, capek, ga nyaman, nge-gembel (ya jangan sampe nge-gembel laah..), jauh dari kesan elit dan glamour (karna sederhana itu indah #halah). Via internet kami berburu informasi tentang harga tiket pesawat, tarif penginapan, makanan, pembuatan paspor, dll. Dari situ kami bisa memperkirakan berapa maksimal budget yang harus kami siapkan untuk nge-gembel di sana. Dilanjutkan dengan pembuatan pasport (kalo mengurus sendiri tanpa calo, menghabiskan Rp 255.000 + Rp 500 untuk fotocopy.. selengkapnya: Pembuatan Paspor Biasa).
      Beberapa minggu kemudian ada pamflet masuk melalui email (subscribe situs-situs maskapai yang biasanya nawarin promo gila-gilaan) ternyata dari Air Asia yang katanya ada promo tiket tujuan ke seluruh indonesia dan ke beberapa negara untuk jadwal terbang tahun depan. Akhirnya kami mengantongi tiket PP seharga kurang dari Rp 500.000, cukup fantastis murahnya untuk tahun sekarang ini.
         Setelah kami mengantongi tiket PP, semakin giat kami menyusun perencanaan. Kali ini lebih detail lagi, seperti memilih tempat menginap, menentukan tempat2 tujuan, dan menyiapkan barang-barang yang perlu dibawa.

...............................................................................................................................................................
3 April 2014
Ga terasa, hari keberangkatan tiba. Sedikit deg-degan mengingat perjalanan ke Singapore berdua dengan kawan yang mana kami belum tau gimana kondisi keberangkatan internasional di Ngurah Rai, secara bandaranya itu kan baru direnovasi #katrok aja sih sebenernya hihihihi.. dan ternyata deg-degan ini nular ke ibuku, bayangkan saja pesawat boarding jam 9am, kami udah dibangunin jam 2.30am dan harus sarapan pula. Akhirnya kami berangkat jam 4.15am ke bandara, cari musholla buat sholat subuh plus tiduran nunggu boarding.

Sesuai jadwal, jam 9am pesawat boarding. Alhamdulillah jam 11.30am kami tiba di Changi. Kebetulan aku punya tante yang stay di Singapore, kami dijemput di Changi. Naik Monorail kemudian ganti naik MRT (Mass Rapid Transport). Sebelumnya tanteku sudah menyiapkan EZ-Link Card untuk kami berdua, fungsinya agar mempermudah kami menggunakan MRT dan tarif perjalanan kami pun jadi lebih murah.
Ez-Link Card dapat dibeli di setiap stasiun MRT seharga S$12, berisi saldo S$7. S$5 not refundable (tidak dikembalikan). Hanya jika ada sisa saldo, kita bisa minta refund di counter setiap stasiun, namun setelah itu, kartu tidak dapat dipakai kembali. Masa berlaku kartu ini 5 tahun.
Bagi wisatawan yang hanya 2-3 hari berada di singapore, bisa menggunakan STP (Singapore Tourist Pass), kartu ini bisa dibeli di counter-counter STP yang tersebar di beberapa tempat di Singapore (selengkapnya: Singapore Tourist Pass )
Berhubung EZ-Link card dari Si Tante ini sudah hampir habis depositnya, kami Top-up (Isi Ulang) di counter yang tersedia di stasiun. Top-up minimal sebesar S$10.

EZ-Link Card
 Adanya MRT sangat menguntungkan buat kami. Membuat perjalanan kami semakin efektif dan efisien. dengan MRT kita bisa dengan mudah menemukan lokasi tujuan kami. Karena stasiun-stasiun MRT letaknya lumayan berdekatan dengan tempat-tempat tujuan wisata. Kami beruntung, saat kami tiba, MRT Rute Downtown (DT) sudah beroperasi, jadi untuk menuju ke tempat tertentu (misalnya dari Bugis ke China Town) kami hanya sekali jalan, tidak perlu memutar atau melalui interchange terminal. Jarak antar stasiun MRT tidak seberapa jauh. Bagi yang ingin lebih sehat, sebaiknya mengurangi penggunaan MRT.. :D


Rute MRT
Kami berhenti di stasiun Eunos dan makan siang di Eunos Food Mart. Bagi umat muslim yang berwisata ke SG diharap selektif dalam memilih tempat membeli makanan. Tips: Pilih yang pedagangnya Melayu, Arab atau India, bukan rasis, tapi biasanya mereka menjual makanan halal. So, kami pilih stand yang dihuni orang melayu. Kami memesan paket menu Chiken Chop harganya sekitar S$ 6 (terdiri dari Nasi lemak, Chiken Chop, french fries dan salad sayur) yang porsinya Wow banget untuk ukuran wanita-wanita Indonesia. Jadi, bagi yang gak doyan makan, kami saranin untuk beli seporsi berdua aja. Untuk minum, kami memesan Water Chestnut, semacam air gula aren gitu. Rasanya lumayan, dengan dominasi rasa manis tentunya.

Water Chestnut

Jam 2.15pm siang kami chek-in hostel yang sudah kami booking sebelumnya. Kami memilih Hostel Cozy Backpacker di bilangan Bugis Street. Lokasinya sangat strategis. Yang terpenting, hostel ini dekat dengan stasiun MRT (EW12-DT14 Bugis). Jaraknya hanya 2 menit berjalan kaki. Tempatnya juga nyaman, walaupun hostel ini dekat dengan keramaian namun setelah memasuki kamar, terasa senyap, ga ada suara yang mengganggu istirahat kami. Niatnya kami mem-booking 6 Bedded Mix Dormitory seharga S$18/night melalui si Tante. Eh, kok si Tante malah booking-in Twin Room seharga S$50/night/room untuk kami. akhirnya beliau merelakan S$50 yang beliau pakai untuk reservasi (Thank you, Aunty :* ). Kami menginap selama 4 malam, yang berarti kami harus membayar S$150 (+S$50 sudah dibayarkan sebagai DP).  Hostel ini dijaga oleh bapak-bapak keturunan tionghoa yang sangat ramah. Tugasnya menjaga front desk sambil melayani apapun yang dibutuhkan tamu. Bapak-bapak ini juga baik hati, pada waktu akan membayar, bapak ini memberi potongan sebesar 10%, jadi kami hanya membayar S$135 aja (@S$67,50) \(^_^)/

Enterance
 Karena kelelahan , akhirnya kami malah tidur gag kemana-mana. Jam 8am barulah kami berjalan mengitari daerah di sekitar hostel (Bugis St., Arab St., dan Victoria St.). Jam 10pm udah balik hostel, lagi lagi karena kelelahan.

4 April 2014
Jam 7am kami harus bersiap untuk dijemput Om Rashid (bosnya tanteku) yang rencananya mau ajak kami sarapan. Sarapan hari ini diteraktir alias gratis, uhuyy. Kami sarapannya di Hj. Maimunah kawasan Arab St. yang menunya ternyata nasi Padangnya Indonesia. Cukup mahal, seporsinya plus minuman sekitar S$7-9. Rasanya juga enak, sama aja kayak yang dijual di Indonesia. Bedanya, disini mereka kasih lauk pauknya se-abrek (iyalaah.. mahal -_-).. 

Menu sarapan pagi, Nasi Padang Hj. Maimunah
Balik hostel lagi, eh ternyata di hostel lagi jam sarapan. Disediakan roti tawar, mentega, selai stoberi, plus toaster. Di hostel ini kita bisa meracik sarapan sendiri. Toasting roti, oles selai, ambil air panas campur kopi atau creamer yang juga sudah disediakan berupa sachet. Yang semuanya bisa kita nikmati sepuasnya. Kami menjarah 12 slice roti. Bukan rakus, karna gag semua kami makan langsung, tapi buat dibawa untuk bekal kami jalan-jalan nanti. Selesai sarapan, rencana kami akan menjelajahi singapore, mengunjungi lokasi-lokasi yang menjadi maskot dan idola para wisatawan untuk mengabadikan momen di singapore. Ketika akan berangkat, hujan turun begitu derasnya. Lama sudah hujan tidak mengguyur singapore, dan ia turun ketika kami akan berjalan-jalan. Semoga hujan ini membawa manfaat. Sambil menunggu hujan reda, kami melanjutkan diskusi semalam yang sempat tertunda. Setiap malam kami sempatkan menyusun agenda untuk keesokan harinya. Sebenarnya kami sudah siapkan Itenerary beberapa minggu sebelum berangkat, dengan Itenerary, kegiatan dan tujuan kita jadi terarah. Namun, adanya kendala-kendala teknis menyebabkan Agenda yang sudah tersusun harus diatur ulang. Berbekal beberapa macam peta yang kami ambil di hostel (gratis, jadi ambil sebanyak kamu mau :D) kami rencanakan tujuan kami berdasarkan peta-peta itu, yang memang didesain khusus untuk wisatawan (isinya cuma lokasi yang jadi tujuan wisata). Setelah menentukan tujuan, kami pun mencari tau stasiun MRT yang terdekat dari lokasi tujuan kami.


Jarahan Rejeki kami hari ini
Hujan pun reda, kami memulai perjalanan jam 2pm, dimulai dari Stasiun Bugis, menunggu kereta tujuan Joo Koon, dan turun di stasiun Raffles Place. Tujuan kami hari ini adalah Merlion, itu loh patung singa mancur. 
Turun di stasiun Raffles, sempet muter-muter gag jelas nyari si Merlion itu. Nyasar dulu ke Raffles Hotel numpang foto-foto yang sepertinya tidak boleh, abis diusir sih sama petugasnya, hehe, malu? Ya gag lah, kami mah emang gag tau malu. Keliling-keliling akhirnya nemuin Esplanade, Merlion, dan  lihat Marina Bay Sands dari  kejauhan. Sedikit kecewa saat lihat Merlion yang dibayanganku besar, eh ternyataaa ya begitulah.

Wisatawan biasa mengambil foto dalam berbagai pose disini


Bingung nih mau kemana lagi, akhirnya kami dapat ide buat shopping di Mustafa Center. Dari stasiun Raffles tukar jalur MRT dulu di stasiun Dhouby Ghout. Stasiun ini bikin aku pengen nangis, kok rasanya gag nyampe-nyampe ya jalan di stasiun ini. Usut punya usut ini stasiun terbesar. Oalah, pantessaaann. Dari Dhouby Ghout turun di stasiun Farrer Park terus cuss ke Mustafa Center, kami borong coklat dan permen buat oleh-oleh. Ga Cuma itu, kami juga sekalian beli stok air mineral untuk kebutuhan cairan kita sampai pulang. Air mineral di SG cukup mahal, untuk ukuran 1,5L harganya S$2 - S$2,7, di Mustafa Center kami temukan dengan ukuran yang sama seharga S$0,8 (makanya kami borong >_<) Hohohohoh... Kini ada berkilo-kilo beban ditangan kita, dan kemudian balik hostel yang lagi-lagi harus melewati Dhouby Ghout, Astraghfirullah.

5 April 2014
Kami mulai perjalanan hari ini jam 00.00 wait, what? Ya jam 12 malem. Setelah capek-capek karena Dhouby Ghout kami jalan-jalan lagi, kali ini pake taksi loh ya. Sok elite banget liburan kami, padahal gratisan lagi ni, soalnya kami diajak jalan sama Om Rashid (boss yang baik hati). Pertama, kami ke Merlion lagi nih liat suasana malemnya, tapi iyuuuh, banyak bertebaran pasangan yang asik bermesraan.
Kedua, kami ke Marina Barrage, yang sebelumnya bayangin kesinipun gag pernah. Masha Allah, bayangkan kami bisa liat seluruh Singapore dari atas dengan gemerlap lampu-lampunya, whoooo!. Udah puas foto-foto kami balik hostel lagi.

Kota Singapore dari atas Marina Barrage
Paginya kami ke Gardens By The Bay plus melewati Hotel Marina Bay Sands yang tenar itu. Pengennya puas foto-foto di Gardens By The Bay yang exotic itu, Alhamdulillah allakullihall, hujan turun dan sedikit berkabut, jadi foto-fotonya pake mantel, gag bnget sebenernya. Tapi tak apalah, toh kami tetap terlihat cantik #uhuk. Sembari menunggu hujan reda, ya narsis dululah di dalam mall. Oh iya kalo mau ke Gardens By The Bay ini kami masuknya lewat The Mall at Marina Bay Sands.

The Mall at Marina Bay Sands
Puas menunggu hujan reda, kami cuss lagi ke Chinatown. Wow! Banyak orang china, yaiyalah hehe. Sebenernya bingung mau sedih atau bahagia, ternyata harga oleh-oleh yang sempat kami beli di Mustafa Center, harganya jauuuuuuuh  lebih murah di Chinatown. Sedikit kecewa pastinya. Chinatown rekomended bgt untuk kalian belanja oleh-oleh khas singapore, harganya terjangkau, kalo diitung-itung beda dikitlah sama harga item serupa di indonesia. Inilah waktunya kami beli oleh-oleh buat orang-orang rumah, tapi tetap dibatasi karena kami gag sewa bagasi pesawat. 



Chinatown, tempat belanja oleh-oleh murah

 Balik hostel.

Malemnya wisata kuliner, kami nyobain Nasi Briyani dan Roti Prata di kedai masakan timur tengah yang letaknya persis dibawah hostel kami. Harga seporsi Nasi Briyani Chiken S$5, roti Prata Mushroom S$2-an Rasanya? Eng ing eng, ayam kari di nasi briyani-nya okelah, tapi saat makan nasinya, ehmm upss apa ini? Rempahnya kegigit dan jadi gag pengen makan lagi. Roti pratanya biasa aja, kuahnya juga hambar (menurutku loh ya, kan lidah tiap orang beda).

Nasi Briyani, roti Prata, itu minuman Leci (lupa namanya)

6 April 2014
Hari ini harus bangun pagi-pagi pake banget soalnya kami mau ke Universal Studio, naik taksi lagi loh tapi ya udah pasti gratisan dari Om Rashid. Harga tiket masuknya S$74, bukan jumlah sedikit bagi seorang backpacker macam kami ini. Bukanya sih jam 9am, tapi antrenya itu kagak nahan deh. Alhamdulillah kami tergolong orang-orang yang terdepan di antrean, wehehehe. Tujuan pertama petualangan kami di Universal adalah wahana bertema Transformer, sempet bingung ini orang-orang kenapa pake lari-lari segala sih, akhirnya dalam ketidak tahuan kami ikutan lari juga, hahahahaha.
Mashaa Allah, roller coaster Transformer ini jadi hal yang paling berkesan, efek-efek 3D-nya keren. Ada adegan semburan api, kami ngerasain suhu ruangan meningkat tiba-tiba. Adegan semburan air, kamipun merasakan cipratan. Amazing deh pokoknya. Permainan yang lain gag usah ku ceritain dah ya, soalnya kebanyakan cuy.
Ingat bawa perbekalan makan kalau ke Universal, untuk air minum jangan khawatir karena banyak keran air minum disini.

Universal Studio Singapore

Puas main, kami pulang pakai Monorail dari Sentosa turun di Vivo City, cari Food Court. Kami beli Indian Rojak dan Bandung (ini sejenis minuman, bukan nama kota). Indian rojak kami beli 1 porsi dengan bermacam jenis ornamennya, terus makan bareng-bareng, mirip gado-gado atau batagor Indonesia, entah apa yang membuatnya berbeda, enak banget (Recommended). Kalau Bandung itu sejenis es  gula-susu nya Indonesia, biasa aja sih gag ada spesialnya (menurutku). Balik hostel.

Singapore Indian Rojak

7 April 2014
Lagi-lagi kami mulai perjalanan jam 00.00, tentu naik taksi bareng Om Rashid, hehe. Pertama, kami ke Qlarke Quay. Nah dari Qlarke Quay ini aku lupa nama tempatnya. Kedua, kami ke Faber Point, sempet mual karena jalannya nanjak dan meliuk-liuk. Rasanya udah lemes dan malesfoto-foto. Ternyata, Mashaa Allah, kami sedang berada di salah satu puncak tertingginya Singapore. Dari sini kami bisa liat kota Singapore dari atas dengan alunan musik klasik yang sepertinya sumbernya dari villa di sekitar Faber Point, iyuuuh, (lagi-lagi) banyak pasangan yang 'memadu kasih' disini. Ketiga, kami ke Henderson Waves, iyuuuh. Henderson waves ini bias dibilang jembatan kayu di atas  jalan raya, tiap ngintip di bilah kayunya jadi gemeteran lihat jalan raya di bawah, hehe ndeso banget yah.

Faber Point
Balik hostel.

Hari ini adalah hari terakhir kami di Singapore, hiks hiks sedih rasanya. Pesawat kami boarding jam 4.30pm, tapi lagi-lagi kami harus berangkat lebih awal pake banget jam 8am. Yah, tak apalah, itung-itung menjelajah Changi. Ada 1 hal yang membuat ku terkesan di bandara Changi, Kinetic Rain. Hmm, semacam bola emas berbentuk tetesan hujan yang terus bergerak dengan pola yang berubah-ubah. Jadi terkesima dibuatnya.

Kinetic Rain at Changi Int. Airport
Semenjak di Indonesia, aku sudah meniatkan untuk nyobain Laksa. Ini hari terakhir, tapi aku belum makan Laksa, sedih rasanya #lebaydikit. Akhirnya, dengan perjuangan tanteku yang super power women keliling Bandara buat nyari Laksa, Alhamdulillah aku bisa makan Laksa. Rasanya? Hmm mau mau mau lagi.
Laksa Singapore
Lumayan lama nunggu di bandara, numpang sholat dulu di musholla Changi, tidur-tiduran (lagi). Dan, it’s time to say good bye to Singapore. Aku harap bisa kesana lagi, nanti bersama suamiku (yang masih jadi rahasia Allah), hehehe tentunya backpackeran lagi dong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar